Potensi Si Anak Thinking (Stifin)

Sunday, July 24, 2016



Setiap anak pasti punya potensi, dan biasanya  ketika anak masih dalam 10 tahun ke bawah potensi aslinya kentara kelihatan, walaupun tentu tidak semua seperti itu dan kalaupun terlihat tentu hanya segelintir.
Dalam Stifin anak sensing punya potensi dalam kekuatan memori (hafalan, sejarah dll), anak thinking potensi dalam ilmu matematika (menghitung, rasional dll), anak intuiting berpotensi dalam seni (menggambar, warna lukis, nyanyi, menulis dll), anak felling berpotensi dalam memimpin /membangun hubungan ( pidato, orasi, bergaul dll), anak intuiting potensi  keserba bisaannya. Namun dalam beberapa kasus ada anak-anak yang sudah diketahui mesin kecerdasannya (setelah tes Stifin) namun ciri khas potensi mesin kecerdasaanya  (seperti di atas) tak terlihat sedikitpun dan bahkan mungkin sebaliknya. Hal ini pernah saya tuliskan juga sebelumnya tentang anak intuiting yang tidak terlihat potensi seni dan kreatifitasnya.

 Kali ini saya ingin menceritakan tentang  beberapa anak yang bermesin kecerdasan Thinking. Salah satunya adalah yang baru saja saya tes Stifin. Dari beberapa yang pernah tes, dan Thinking, setelah dilakukan dialog dan penjelasan ada beberapa anak thinking ini yang malah tidak suka matematika / berhitung dan selalu mendapatkan nilai jelek  dalam hasil ujian sekolah. Hal ini pulalah yang terjadi pada anak yang terakhir saya test, anak thinking yang tidak suka dengan matematika. Padahal secara cirri khas thinking adalah penyuka matematika.

Tentu hal ini sangat mungkin terjadi, ada beberapa kemungkinan, Pertama : ciri khas tentang matematika ini tidak muncul, namun ciri-ciri yang lain pasti akan terlihat. Dari pengalaman yang ada, anak thinking yang tidak suka matematika ini cenderung kental dengan ciri-ciri thingking yang lain seperti :  logis, rasional, kurang peka, dingin, jaga jarak, kritis, ego tinggi, tegas menuntut hak dan maskulin.  Hal ini saya temukan  ketika si anak-anak ini kental dengan kritis dan ego tinggi. Karena hal ini mereka keras dengan pendapatnya, marah dengan teriak-teriak dan trus menuntut haknya.

Kemungkinan Kedua : pengaruh lingkungan, hal ini akan sangat dimungkinkan terjadi ketika yang kita test adalah anak yang berumur belasan tahun, dengan artian dari kecil dia terpengaruh dengan lingkungan (orang tua, kawan dan sekolah) yang tidak mendukung  potensi thinkingnya. Anak nya dari kecil punya potensi  dengan matematika, namun lingkungan nya tidak mengasah nya, atau bahkan di arahkan ke lain (seni menggambar dll) oleh lingkungannya sehinga sampai si anak besar ia tidak suka dengan matematika dan lemah di bidang ini.

Sehinnga menjadi sangat penting untuk mengetahui potensi anak sedari dini,  setelah tahupun belum menuntaskan tugas sebenarnya, yaitu pembinaan dan pengasahan potensi anak 
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Mumtaz - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Sportapolis Shape5.com
Proudly powered by Blogger